Rabu, 07 Mei 2014

Gunungkidul Green Carnival

Apa yang akan dilakukan sekelompok masyarakat ketika menyambut hari bersejarah bagi mereka? Bisa jadi hari lahir, pernikahan, kelulusan dan sebagainya. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk merayakan hari yang membahagiakan. Sama halnya dengan kabupaten Gunungkidul yang akan memasuki hari jadinya ke-183 tepat pada tanggal 27 Mei 2014.

Unofficial logo Gunungkidul 183th
Hal yang menjadi pembeda adalah cara mereka merayakannya. Kabupaten Gunungkidul menyajikan kirab budaya, pameran pembangunan dari setiap kecamatan, instansi, maupun komunitas dan panggung kesenian untuk mengisi perayaan hari jadi pada setiap tahunnya. Namun pada tahun 2014 ini, akan disajikan tambahan rangkaian acara yang berbeda dari tahun sebelumnya yaitu “Gunungkidul Green Carnival”.

“Gunungkidul Green Carnival” menjadi bentuk perayaan yang akan mengangkat tema “Hijau” dalam arti luas dengan cara mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan, dan menjaga lingkungan. Setelah perkembangan Gunungkidul yang semakin maju dengan potensi wisata alam dan kebudayaannya, sangat disayangkan apabila permasalahan lingkungan alam menjadi  terabaikan. Maka dari itu, “Gunungkidul Green Carnival” bukan hanya sekadar perayaan, akan tetapi sekaligus menjadi bentuk rasa cinta seluruh warga dengan saling mengingatkan untuk kabupaten tercinta.

Jumat, 20 Desember 2013

Perbedaan Rasa Cinta dan Sayang di Bunga Kehidupan

Setelah beberapa tulisan sebelumnya kita membahas hal yang cukup serius terkait kebencanaan, kali ini isi tulisan akan lebih ringan tetapi akan menjadi pelik dan serius ketika kita benar-benar merasakannya.

Hal penting untuk bisa menarik kesimpulan terhadap suatu penilaian berada pada diri kita masing-masing. Rasakan apa yang benar-benar kita rasakan. Apa yang terjadi di dalam kehidupan kita kemudian telaah lebih jauh. Untuk membedakan antara cinta dan sayang kuncinya adalah pengalaman kita masing-masing. Kalau masih ragu, akan lebih baik apabila kita melihat resensi dari pengalaman orang lain untuk menguatkan argumen yang kita rasakan. Bukan mengambil secara utuh, tetapi untuk pertimbangan.

Terbang kesana kemari dari satu situs ke situs yang lain untuk mempertimbangkan perbedaan antara "Cinta" dan "Sayang" akhirnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa sayang sebenarnya lebih abadi dibandingkan dengan cinta. Memang pendapat itu relatif. Tergantung bagaimana setiap individu menilai apa perbedaan dari keduanya.

Sayang dan cinta bukan pelajaran yang diberikan secara formal maupun non formal dibantu dengan pihak sekolah ataupun pengajaran orang tua yang intensif terhadap anak-anak mereka. Rasa sayang dan cinta tumbuh seiring dengan berjalannya proses setiap insan dari kelahiran hingga kematiaannya. Sayang dan cinta menjadi pemberian kita untuk orang-orang di sekitar kita, dan dapat pula menjadi pemberian dari timbal balik orang yang di sekitar kita lakukan atas perilaku yang kita perbuat.

Cinta merupakan bagian dari rasa sayang. Apabila kita merasakan cinta sudah jelas rasa sayang juga mengiringi perasaan cinta terhadap orang tersebut. Ketika hanya terdapat rasa sayang, rasa cinta belum tentu mengiringi perasaan cinta kita kepada orang lain. Cinta sudah jelas sayang, tapi sayang belum tentu cinta.

Rabu, 30 Oktober 2013

Menyapa Desa Tangguh Bencana


Desa yang tangguh akan bencana alam bukan berarti terhindar jauh dari adanya bencana. Bagaimanapun bencana alam tidak dapat kita hindari keberadaannya. Hal yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir dampak atau risiko kalau bencana terjadi. Inilah yang akan segera diterapkan di Kabupaten Gunungkidul. Dengan konsep “Desa Tangguh Bencana” sedikit demi sedikit tahap tersebut akan segera dilaksanakan. 


Kamis, 22 Agustus 2013

KESIAPAN ANTISIPASI BENCANA SEJAK DINI

Learn and share di Nia's Page kali ini kita akan membahas tentang kebencanaan ^,^ yuhuu semangat belajar ya! Tulisan ini adalah rangkuman dari siaran reguler DRR. Tahu kan apa itu DRR? baca postingan sebelumnya dan selamat membaca :)

Situasi wilayah yang aman dan damai terkadang membuat lengah dan lupa akan bahaya bencana alam. Padahal tidak menutup kemungkinan bahwa bencana alam akan terjadi kapan saja. Meminimalisir dampak dari bencana alam adalah dengan mencegahnya. Mencegah yang dimaksudkan bukan berarti mencegah bencana itu terjadi. Akan tetapi pendidikan persiapan mengantisipasi bencana alam adalah hal yang paling efektif untuk mencegah dan mengurangi risiko bencana alam. 

Langkah awal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi bencana alam adalah waspada. Senantiasa melihat dan mengenali keadaan lingkungan di sekitar kita. Simulasi sebagai metode pelatihan terbukti berhasil menekan dampak buruk bencana alam. Ketika kita sudah memahami bagaimana bentuk lingkungan, langkah selanjutnya adalah membuat jalur evakuasi. Pembuatan jalur evakuasi menjadi penting untuk mempermudah evakuasi apabila bencana alam datang terjadi.

Kesiapsiagaan individu menjadi kunci keberhasilan antisipasi bencana. Pendidikan mengenai bencana alam sebaiknya diberikan sejak dini karena pembangunan mental akan lebih mudah. Menghadapi bencana alam dengan tenang, tidak panik akan mempermudah seseorang mengontrol diri sendiri menghadapi bencana yang sedang terjadi. Kesadaran akan pentingnya antisipasi bencana akan sangat berkembang jika dimulai dari diri kita sendiri kemudian ditularkan kepada orang lain. 

Membangun mental yang kuat untuk menghadapi bencana memerlukan proses yang bertahap. Seseorang mengalami kepanikan ketika menghadapi bencana alam adalah hal yang manusiawi. Akan tetapi fakta membuktikan bahwa kepanikan yang timbul justru merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Sebagai contoh situasi pasar tradisional yang sangat ramai tiba-tiba diguncang oleh gempa. Semua orang berlari menyelamatkan diri dalam kondisi panik. Situasi menjadi kacau, mereka saling bertabrakan, terinjak satu sama lain, dampak dari goncangan gempa menjadi lebih parah. Hal itu yang melatar belakangi alangkah lebih baik apabila warga pasar sebelumnya mengetahui dan memahami apa yang seharusnya dilakukan ketika terjadi gempa bumi.

Menyebar luaskan pendidikan mengantisipasi bencana dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti pelatihan dan simulasi yang diberikan oleh pihak yang berwenang kepada masyarakat. Kemudian sosialisasi lewat media social sebagai media yang paling diminati oleh mayoritas penduduk dan sebagainya. 

Bencana tidak bisa dihindari dan alangkah lebih baik jika kita mampu mengantisipasi dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa akibat adanya bencana alam.
Posted on Kamis, Agustus 22, 2013 | Categories:

Jumat, 12 Juli 2013

DRR “Disaster Risk Reduction”

Gagasan baru kembali lahir di bumi Handayani. Belajar dari kondisi wilayah yang sangat rawan dengan bencana alam, kelompok diskusi di jaringan radio komunitas Gunungkidul mengenai kebencanaan terbentuk.

DRR singkatan dari Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) dibentuk pada tanggal 19 April 2013 dengan ditandai berlangsungnya siaran perdana DRR di Argosari Radioline sebagai kelompok yang peduli terhadap penanganan kebencanaan berbasis masyarakat khususnya kabupaten Gunungkidul.

Tindakan yang telah dilaksanakan pemerintah dalam penanggulangan kebencanaan belum optimal. Disitulah titik terbentuknya DRR, yang nantinya sesuai dengan UU No. 24 tahun 2007 tentang “Penanggulangan Bencana” akan bekerjasama dengan BPBD untuk membantu melayani masyarakat secara efisien dan lebih tepat sasarandengan berbasis data yang terhubung dengan desa yang telah menggunakan Sistem Informasi Desa (SID). Selama ini yang terjadi adalah pendataan penduduk yang tertimpa musibah bencana dilakukan setelah bencana tersebut terjadi. Setelah itu data yang didapat baru dianalisis bantuan apa yang sekiranya dibutuhkan di tempat terjadinya bencana kemudian dilaporkan kepada pusat.

Langkah yang dinilai kurang efektif menuntut adanya perbaikan di pola penanganan bencana. DRR mengupayakan hal itu harus dilakukan secara efektif, dan tepat sasaran dengan menggunakan Sistem Informasi. Jadi pendataan akan dilakukan lebih awal sehingga ketika bencana terjadi, data penduduk korban bencana sudah dimiliki dan dapat dilihat berapa jumlah penduduk lansia, balita dan sebagainya. Langkah tersebut lebih efektif dan pemberian bantuan dapat dialirkan secepat mungkin setelah terjadinya bencana. Sosialisasi mengenai bencana juga terus dilakukan melalui siaran DRR setiap hari Jumat pukul 21.00-23.00 WIB di Argosari Radioline sebagai media penambah wawasan penduduk sekitar mengenai bencana.

DRR merupakan moderator dari kelompok masyarakat tanggap bencana. Sebelum dibentuknya DRR kelompok tersebut masih berjalan sendiri. DRR mempersatukan kelompok tersebut untuk mempermudah sistem koordinasi sehingga kekuatan untuk membangun sistem penanganan yang lebih baik segera terwujud.

Sosialisasi oleh DRR akan terus dilakukan untuk membantu masyarakat lebih paham mengenai bencana. Manusia hidup berdampingan dengan bencana dan bencana itu sendiri tidak bisa dihindari. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi bencana tersebut. Apabila masyarakat sudah berpengetahuan dan siap tanggap mengenai kebencanaan, jumlah korban jiwa akan berkurang. Mengantisipasi dan meminimalisir korban bencana menjadi tujuan dibentuknya Disaster Risk Reduction.

Kamis, 14 Maret 2013

SUDAHKAH “JAMKESMAS” MENJADI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT?



SUDAHKAH “JAMKESMAS” MENJADI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT?

Jaminan Kesehatan Masyarakat atau sering kita sebut dengan Jamkesmas merupakan program pemerintah khususnya Dinas Kesehatan untuk seluruh masyarakat miskin atau tidak mampu di Indonesia guna menjamin dan melindungi kesehatan masyarakat. Jamkesmas menanggung biaya pengobatan masyarakat miskin dengan uang negara agar kebutuhan dasar kesehatan seluruh rakyat Indonesia dapat terpenuhi.

Program Jamkesmas telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Pengguna jamkesmas telah mencapai puluhan juta jiwa di seluruh Indonesia. Program Jamkesmas terlaksana hingga saat ini yang berarti program tersebut sudah bertahun-tahun dilaksanakan. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Lima tahun sudah sangat cukup untuk merevisi mengupgrade dari sistem yang lama menjadi sistem yang lebih baik.

Posted on Kamis, Maret 14, 2013 | Categories:

Selasa, 05 Maret 2013

PASAR SEBAGAI SARANA MEMBANGUN DAN MEMNGEMBANGKAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA



PASAR SEBAGAI SARANA MEMBANGUN DAN MEMNGEMBANGKAN
PEREKONOMIAN DI INDONESIA

          Pasar bukan suatu hal yang asing bagi setiap orang. Pasar erat kaitannya dengan perekonomian, perdagangan, kesejahteraan, dan kemasyarakatan. Seiring perkembangan zaman pasar dapat digolongkan menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern.  Apa yang menjadi perbedaan antara kedua hal tersebut akan  menjadi analisa pada uraian berikut ini.
Posted on Selasa, Maret 05, 2013 | Categories: