Senin, 14 Januari 2013

BELAJAR DARI QARYAH THAYYIBAH


BELAJAR DARI QARYAH THAYYIBAH
Nah sekarang Nia punya informasi yang pastinya layak untuk dibaca teman-teman yang baik hatinya. Pernah dengar  Qaryah Thayyibah? Pastinya bahasa Arab. Tapi apakah itu? Qaryah Thayyibah selain merupakan bahasa Arab adalah pendidikan berbasis komunitas yang sudah mendunia. Nah tambah bingungkan? Simak baik-baik!
Pertama kali dengar kata Qaryah Thayyibah itu dari salah satu rekan Nia. Katanya “sekolah” itu bisa jadi contoh teladan untuk siswa-siswa khususnya di Indonesia. Menurut teman-teman, siswa siswi di Indonesia  itu gambarannya seperti apa?
Setiap orang pasti memiliki oritentasi yang berbeda-beda. Seperti kita kaum pelajar yang memiliki cita-cita, keinginan, dan harapan yang beragam pula. Banyak orientasi yang tidak sejalan dengan yang seharusnya. Beberapa beranggapan, sekolah hanya sebagai formalitas, terpaksa karena kemauan orang tua. Parahnya ada juga yang mengorientasikan sekolah sebagai ajang pamer.
Kita mampu memperbaiki hal tersebut dengan adanya usaha dan kemauan mulai dari diri kita sendiri untuk kepentingan bersama. Salah satunya dengan belajar dari Qaryah Thayyibah. Qaryah Thayyibah merupakan bentuk pendidikan yang berbasis komunitas. Komunitas ini hampir sama dengan lembaga sekolah dan terdapat di Desa Kalibening, Salatiga, Jawa Tengah.
Pada awalnya sekolah alternatif ini diprakarsai oleh bapak Bahrudin dengan siswa sekitar 12 orang setara SMP. Sekolah ini menampung anak-anak desa Kalibening yang berketerbatasan biaya tapi mempunyai kemauan keras untuk belajar. Tanpa ada gedung sekolah, apalagi seragam. Orang tua dari murid Qaryah Tahyyibah memberikan uang pondokan yang digunakan untuk balas jasa atas rumah seorang warga yang dijadikan untuk tempat belajar.
Sekolah alternatif ini telah menarik perhatian dari dalam negeri bahkan internasional. Mereka mandiri dalam belajar. Mereka bebas memilih hal apa yang mau mereka pelajari. Disana mereka terbiasa mempunyai prinsip kebebasan yang dapat dipercaya. Mereka sadar akan pentingnya pendidikan yang nantinya digunakan untuk membangun dan mengembangkan desa mereka. Tujuan mereka adalah membangun desa kelahirannya. Mereka bersekolah bukan semata untuk mencari nilai, lulus dengan nilai tinggi. Apa gunanya mempunyai nilai bagus jika kenyataannya tidak bias mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat. Itu prinsip yang perlu ditanamkan untuk pelajar di Indonesia. Jika mampu mendapat nilai bagus maka harus ada pertanggung jawaban atas apa yang mereka pelajari. Bukan hanya sekedar formalitas dengan menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai sempurna dengan menghilangkan suatu  nilai kejujuran.
Banyak prestasi di dalam sekolah alternatif yang berprinsipkan kebebasan yang dapat dipercaya ini. Mereka mampu menerbitkan puluhan buku yang diantaranya termasuk penerbit terkemuka. Tidak hanya buku, mereka mapu memproduksi beberapa film yang diputar dan dilihat bersama-sama setiap periodenya. Mereka telah terbiasa berbicara di depan umum salah satunya Hilmy siswa berumur 15 tahun di depan 90 kepala sekolah berprestasi di Indonesia karena mampu menghasilkan karya-karya yang mengagumkan.
Bukan dengan nilai bagus seseorang dapat menjalin kesuksesannya. Tetapi dengan niat, usaha keras, dan tanggung jawablah yang patut diperjuangkan untuk menuai kesuksesan.
Terimakasih telah membaca sedikit gambaran mengenai Qaryah Thayyibah yang dapat kita jadikan sebagai pembanding dan pembelajaran bagi kita pelajar pada umumnya. Semoga kita berkesempatan untuk bisa melihat seperti apa Qaryah Thayyibah secara langsung.

0 comments :

Posting Komentar