Jumat, 12 Juli 2013

DRR “Disaster Risk Reduction”

Gagasan baru kembali lahir di bumi Handayani. Belajar dari kondisi wilayah yang sangat rawan dengan bencana alam, kelompok diskusi di jaringan radio komunitas Gunungkidul mengenai kebencanaan terbentuk.

DRR singkatan dari Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) dibentuk pada tanggal 19 April 2013 dengan ditandai berlangsungnya siaran perdana DRR di Argosari Radioline sebagai kelompok yang peduli terhadap penanganan kebencanaan berbasis masyarakat khususnya kabupaten Gunungkidul.

Tindakan yang telah dilaksanakan pemerintah dalam penanggulangan kebencanaan belum optimal. Disitulah titik terbentuknya DRR, yang nantinya sesuai dengan UU No. 24 tahun 2007 tentang “Penanggulangan Bencana” akan bekerjasama dengan BPBD untuk membantu melayani masyarakat secara efisien dan lebih tepat sasarandengan berbasis data yang terhubung dengan desa yang telah menggunakan Sistem Informasi Desa (SID). Selama ini yang terjadi adalah pendataan penduduk yang tertimpa musibah bencana dilakukan setelah bencana tersebut terjadi. Setelah itu data yang didapat baru dianalisis bantuan apa yang sekiranya dibutuhkan di tempat terjadinya bencana kemudian dilaporkan kepada pusat.

Langkah yang dinilai kurang efektif menuntut adanya perbaikan di pola penanganan bencana. DRR mengupayakan hal itu harus dilakukan secara efektif, dan tepat sasaran dengan menggunakan Sistem Informasi. Jadi pendataan akan dilakukan lebih awal sehingga ketika bencana terjadi, data penduduk korban bencana sudah dimiliki dan dapat dilihat berapa jumlah penduduk lansia, balita dan sebagainya. Langkah tersebut lebih efektif dan pemberian bantuan dapat dialirkan secepat mungkin setelah terjadinya bencana. Sosialisasi mengenai bencana juga terus dilakukan melalui siaran DRR setiap hari Jumat pukul 21.00-23.00 WIB di Argosari Radioline sebagai media penambah wawasan penduduk sekitar mengenai bencana.

DRR merupakan moderator dari kelompok masyarakat tanggap bencana. Sebelum dibentuknya DRR kelompok tersebut masih berjalan sendiri. DRR mempersatukan kelompok tersebut untuk mempermudah sistem koordinasi sehingga kekuatan untuk membangun sistem penanganan yang lebih baik segera terwujud.

Sosialisasi oleh DRR akan terus dilakukan untuk membantu masyarakat lebih paham mengenai bencana. Manusia hidup berdampingan dengan bencana dan bencana itu sendiri tidak bisa dihindari. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi bencana tersebut. Apabila masyarakat sudah berpengetahuan dan siap tanggap mengenai kebencanaan, jumlah korban jiwa akan berkurang. Mengantisipasi dan meminimalisir korban bencana menjadi tujuan dibentuknya Disaster Risk Reduction.